Rapidshare Uploader Ditangkap
Seperti halnya rilis album musik terbaru, album terakhir yang dirilis Metallica berjudul “Death Magnetic” juga langsung diupload pengguna ke situs hosting populer, yakni Rapidshare. Upload ini hanya berselang satu hari setelah peluncuran resmi album tersebut di tahun lalu.
Berhubung Rapidshare tidak merekam alamat IP pengguna yang melakukan upload ataupun mendistribusikan file secara publik langsung lewat Rapidshare, cukup mengherankan ketika polisi menggerebek rumah seorang pengupload beberapa waktu lalu.
Awalnya tidak diketahui bagaimana identitas pengupload bisa diungkap, tetapi menurut Gulli, portal berita asal Jerman, 25 April 2009, disebutkan bahwa kemungkinan besar hal ini bisa dilakukan lewat penggunaan pasal 101 dari undang-undang hak cipta Jerman. Ternyata, sejumlah label rekaman mengambil cara ini untuk menindak mereka yang membagikan musik lewat Rapidshare.
Sebelumnya, pasal tersebut hanya digunakan oleh pemegang hak cipta untuk mendapatkan informasi detail mengenai pelaku yang membagi-bagikan hasil karya yang dipatenkan di jaringan file sharing. Intinya, pasal tersebut memungkinkan pemilik hak cipta mendapatkan izin dari pengadilan untuk meminta ISP mengungkapkan informasi detail pengguna di balik alamat IP tertentu. Sekarang, ini tentu dapat diaplikasikan pada layanan file hosting seperti Rapidshare yang memang berbasis di Jerman.
Penangkapan pengupload Rapidshare ini membuka peluang pemilik hak cipta mengejar layanan file hosting lainnya dan kemungkinan situs-situs BitTorrent. Tentu saja, siapapun saat ini yang mengupload sebuah file torrent ke situs yang di-host di Jerman memiliki risiko informasi detailnya terungkap.
Hampir semua situs torrent menyimpan alamat IP dari uploader file torrent, dan jika pemilik hak cipta bisa mendapatkan alamat IP dari orang yang mengupload ke layanan file hosting seperti Rapidshare, tentu mereka dapat dengan mudah memperluas pelacakan ke situs BitTorrent yang ditempatkan di Jerman. Sebuah impian yang jadi kenyataan bagi pemilik hak cipta, dan mimpi buruk bagi kerahasiaan identitas pengguna internet.
Ironisnya, Lars Ulrich, salah satu personil Metallica yang ikut membuat album yang dibajak itu juga baru saja mulai ukut serta membagi-bagikan file lewat internet.
Awalnya tidak diketahui bagaimana identitas pengupload bisa diungkap, tetapi menurut Gulli, portal berita asal Jerman, 25 April 2009, disebutkan bahwa kemungkinan besar hal ini bisa dilakukan lewat penggunaan pasal 101 dari undang-undang hak cipta Jerman. Ternyata, sejumlah label rekaman mengambil cara ini untuk menindak mereka yang membagikan musik lewat Rapidshare.
Sebelumnya, pasal tersebut hanya digunakan oleh pemegang hak cipta untuk mendapatkan informasi detail mengenai pelaku yang membagi-bagikan hasil karya yang dipatenkan di jaringan file sharing. Intinya, pasal tersebut memungkinkan pemilik hak cipta mendapatkan izin dari pengadilan untuk meminta ISP mengungkapkan informasi detail pengguna di balik alamat IP tertentu. Sekarang, ini tentu dapat diaplikasikan pada layanan file hosting seperti Rapidshare yang memang berbasis di Jerman.
Penangkapan pengupload Rapidshare ini membuka peluang pemilik hak cipta mengejar layanan file hosting lainnya dan kemungkinan situs-situs BitTorrent. Tentu saja, siapapun saat ini yang mengupload sebuah file torrent ke situs yang di-host di Jerman memiliki risiko informasi detailnya terungkap.
Hampir semua situs torrent menyimpan alamat IP dari uploader file torrent, dan jika pemilik hak cipta bisa mendapatkan alamat IP dari orang yang mengupload ke layanan file hosting seperti Rapidshare, tentu mereka dapat dengan mudah memperluas pelacakan ke situs BitTorrent yang ditempatkan di Jerman. Sebuah impian yang jadi kenyataan bagi pemilik hak cipta, dan mimpi buruk bagi kerahasiaan identitas pengguna internet.
Ironisnya, Lars Ulrich, salah satu personil Metallica yang ikut membuat album yang dibajak itu juga baru saja mulai ukut serta membagi-bagikan file lewat internet.
9 Mei 2009 pukul 07.03
mantf ni postingnya. bisa nambah pengetahuan