Kendalikan Robot lewat pikiran
Bila manusia mampu mengendalikan robot dengan remote control mungkin sudah biasa. Kali ini sebuah penelitian berhasil menunjukkan bahwa kera pun mampu mengendalikan robot ini bahkan hanya dengan pikiran mereka.
Dalam penelitian tersebut, 2 ekor kera yang telah dipasangi sensor gelombang otak ternyata berhasil mengendalikan robot lengan tersebut dengan baik. Dengan kedua tangan dalam posisi terikat, si kera berhasil memerintahkan robot lengan tersebut untuk mengambil makanan dari tangan para peneliti untuk kemudian diarahkan ke mulutnya untuk dimakan.
Hasil laporan penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Nature itu merupakan perkembangan yang cukup mengesankan dalam bidang pengendalian robot lewat gelombang otak. Para ilmuwan berharap bahwa perkembangan baru ini dapat diterapkan pada manusia yang mengalami kecelakaan tulang belakang sehingga mengalami kelumpuhan.
Dalam penelitian sebelumnya, para ilmuwan berhasil menunjukkan bahwa manusia yang mengalami kelumpuhan total dapat menggerakkan pointer mouse pada layar komputer dengan gelombang otak mereka. Dalam penelitian terakhir ini ilmuwan berhasil menunjukkan bahwa kera yang dijadikan obyek penelitian telah mampu 'mengadopsi' lengan mekanik tersebut sebagai anggota tubuhnya sendiri.
Para peneliti dari University of Pittsburgh dan Carnegie Mellon University ini sengaja menggunakan kera sebagai obyek penelitian mereka karena kera memiliki kemiripan struktur anatomi dengan manusia.
Menurut sebuah berita yang dilansir The New York Times hari Kamis (29/05/08), di awal eksperimen, para ilmuwan menanamkan sebuah sensor kecil di dalam tengkorak kera tersebut untuk merekam gelombang otak mereka. Si kera kemudian dilatih untuk menggerakkan lengan mekanik yang ada dengan sebuah joystick. Hasil rekaman inilah yang kemudian digunakan untuk memberi umpan balik ke pada otak kera dalam 'mengadopsi' lengan mekanik tersebut. Setelah beberapa hari, si kera tidak lagi memerlukan bantuan untuk menggerakkan lengan mekanik ini.
Namun para ilmuwan tersebut masih mengalami kesulitan masalah penanaman sensor ke dalam tengkorak tersebut. Tanpa memberikan kejelasan, para ilmuwan tersebut menyebutkan bahwa sensor tersebut hanya dapat bertahan selama beberapa bulan saja. Sementara masalah pengiriman signal dengan menggunakan sarana nirkabel agar tidak selamanya tergantung pada kabel juga masih menjadi pertimbangan.
sumber : http://kapanlagi.com
Dalam penelitian tersebut, 2 ekor kera yang telah dipasangi sensor gelombang otak ternyata berhasil mengendalikan robot lengan tersebut dengan baik. Dengan kedua tangan dalam posisi terikat, si kera berhasil memerintahkan robot lengan tersebut untuk mengambil makanan dari tangan para peneliti untuk kemudian diarahkan ke mulutnya untuk dimakan.
Hasil laporan penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Nature itu merupakan perkembangan yang cukup mengesankan dalam bidang pengendalian robot lewat gelombang otak. Para ilmuwan berharap bahwa perkembangan baru ini dapat diterapkan pada manusia yang mengalami kecelakaan tulang belakang sehingga mengalami kelumpuhan.
Dalam penelitian sebelumnya, para ilmuwan berhasil menunjukkan bahwa manusia yang mengalami kelumpuhan total dapat menggerakkan pointer mouse pada layar komputer dengan gelombang otak mereka. Dalam penelitian terakhir ini ilmuwan berhasil menunjukkan bahwa kera yang dijadikan obyek penelitian telah mampu 'mengadopsi' lengan mekanik tersebut sebagai anggota tubuhnya sendiri.
Para peneliti dari University of Pittsburgh dan Carnegie Mellon University ini sengaja menggunakan kera sebagai obyek penelitian mereka karena kera memiliki kemiripan struktur anatomi dengan manusia.
Menurut sebuah berita yang dilansir The New York Times hari Kamis (29/05/08), di awal eksperimen, para ilmuwan menanamkan sebuah sensor kecil di dalam tengkorak kera tersebut untuk merekam gelombang otak mereka. Si kera kemudian dilatih untuk menggerakkan lengan mekanik yang ada dengan sebuah joystick. Hasil rekaman inilah yang kemudian digunakan untuk memberi umpan balik ke pada otak kera dalam 'mengadopsi' lengan mekanik tersebut. Setelah beberapa hari, si kera tidak lagi memerlukan bantuan untuk menggerakkan lengan mekanik ini.
Namun para ilmuwan tersebut masih mengalami kesulitan masalah penanaman sensor ke dalam tengkorak tersebut. Tanpa memberikan kejelasan, para ilmuwan tersebut menyebutkan bahwa sensor tersebut hanya dapat bertahan selama beberapa bulan saja. Sementara masalah pengiriman signal dengan menggunakan sarana nirkabel agar tidak selamanya tergantung pada kabel juga masih menjadi pertimbangan.
sumber : http://kapanlagi.com
0 komentar:
Posting Komentar